Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara RMINU Trenggalek Tangkal Radikalisme di Pondok Pesantren

 

Ilustrasi pondok pesantren. (Dok. Antara news)

Pengurus Cabang (PC) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kabupaten Trenggalek mempunyai beberapa langkah dalam mengantisipasi faham radikalisme di dalam pondok pesantren.

Ketua RMINU Trenggalek, Agus Akifun Nuha mengungkapkan, salah satu cara mencegah aliran yang berseberangan orang Nahdlatul Ulama yaitu dengan menanamkan pelajaran akidah Ahlussunnah Wal Jamaah. Selanjutnya bekerjasama dengan lintas badan otonom (Banom) untuk memperkuat dari segi pemahaman organisasi.

"Secara organisasi kami dari RMI sudah kerajsama dengan PC IPNU-IPPNU. Juga dengan Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) untuk menggali potensi santri dengan kaderisasi masuk ke pondok," kata 

Agus Akifun Nuha, saat dikonfirmasi, beberapa waktu yang lalu.

Gus Muda yang juga pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Parakan Trenggalek ini mengaku sudah sempat berbicara dengan Gus Jalal ketua PC IPNU. Bagaimana pengkaderan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) IPNU-IPPNU bisa masuk ke pondok, tapi dengan ketentuan yang ada di pondok.

Ada perbedaan semisal di luar pondok pesantren Makesta campur putera putri, kalau di pondok tidak jadi satu harus dipisah. Supaya anak santri dari akademik pelajaran kitab sudah terbentengi akidahnya, kemudian secara organisasi penting organisasi ini apa. Ibaratnya santri dhohiron wa batinan kuat akademik dan organisasinya.

"Sehingga keinginan masuknya paham-paham radikalisme paham yang lain di luar akidah kita kecil," jelasnya.

Beliau memastikan pondok pesantren m yang berada di bawah naungan RMINU Trenggalek bisa dipastikan tidak terjangkit virus radikalime. Serta jauh dari kelompok yang terafiliasi dengan radikalisme.

Pondok yang dibawah naungan RMINU sudah jelas kredibel. Terutama tentang sanad keilmuan. Karena menurut Gus Afikun secara pribadi, diantara tanda-tanda pondok yang beraliran keras atau bahkan memang terkait radikalisme terkait anti pancasila ada tanda-tandanya.

"Kiai tidak jelas sanad keilmuannya. Dua, pondok ini kegiatan hingga kurikulumnya tidak jelas. Ketiga cenderung tertutup kepada umum. Artinya tidak ada interaksi sosial kepada masyarakat termasuk organisasi lain soal progam sosial," ungkapnya.

Perihal maraknya radikalisme, tidak sedikit menggunakan branding pesantren tahfidz. Menurutnya, malah sekarang  mengamati ada semacam kedok pesantren tahfidz pesantren supaya masyarakat awam mudah tertarik dengan pondok tersebut.

Selanjutnya, brandingnya Al Qur'an tetapi ya g disayangkan sanad keilmuan guru tidak jelas. Sehingga akan sangat rawan untuk generasi anak bangsa. Terlebih jika berafiliasi dengan hal-hal yang bersifat jihad di jalan Allah SWT.


"Karena walaupun Al Qur'an itu harus ada sanadnya, kalau ada ilmu ilmu agama juga harus ada sanadnya," pungkasnya.

Madchan Jazuli
Madchan Jazuli Kawulo alit. Sntrjjr. GLK-MLG

Posting Komentar untuk "Cara RMINU Trenggalek Tangkal Radikalisme di Pondok Pesantren"