“Nandur Jariyah”, Pesan Gus Ipin Dalam Acara PC. Ansor Trenggalek
Kopdar Kiai Muda bersama KH. Yahya Cholil Staquf dari PBNU |Dok. Youtube :ANSOR Mengaji |
Menarik
untuk disimak, bagaimana kelak peran pemuda di era disruption yang semakin
nyata. Pemuda yang masih mempunyai semangat. Baik dari segi jasmani, rohani,
maupun dialektika perubahan kedepan.
Ada
sebuah maqolah, “ Subbanul yaum, rijalul ghat” (Pemuda sekarang adalah
pemimpin masa depan). Ini sudah tidak asing lagi bagi kita, dalil untuk
menyemangati kaum millennial zaman now. Fenomena sekarang, penulis sedikit
pesimis namun disisi lain juga optimis.
Pesimis.
Melihat kaum pemuda hanya berkutat pada warung kopi berjam-jam. Dengan gawai
miring, ditemani secangkir kopi hitam wal udud. Itu hanya presepsi
penulis. Semoga saja salah. Banyak yang produktif di kedai kopi dengan
diskusi-diskusi, kongkow santuy, atau bahkan sedang mengkonsep sebuah
acara besar – pameran- misalnya.
Optimis
pasti. Melihat banyak pemuda yang tampil dalam konstestasi politik dikancah
regional maupun nasional. Ini sebagai tonggak awal, setelah hampir 100 tahun
yang lalu. Pemuda sebelum kemerdekaan dengan Sumpah Pemuda-nya.
Seperti
halnya yang disampaikan oleh Bapak Mochamad Nur Arifin selaku Bupati Trenggalek kemarin
malam (20/12/2020) dalam acara Pendidikan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) Pimpinan
Cabang (PC) Ansor Trenggalek. Beliau banyak menjelaskan sejarah awal pergerakan
dari zaman sebelum kemerdekaan.
“Sebelum
kemerdekaan ada perserikatan-perserikatan maupun pergerakan-pergerakan seperti
Budi Utomo dan Muhammadiyah, corak perkumpulan ekonomi. Siklus 20 tahun setelah
itu munculah Nahdlatul Ulama, PNI, Serikat Indonesi dengan corak memunculkan
ide kemerdekaan,”ungkapnya
Bapak
Bupati yang juga disapa Gus Ipin ini juga menjelaskan perihal peradaban pemuda
yang akan datang. “ Baru 2005 pemilu dilakukan secara langsung dengan terpilihnya
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 25 tahun mendatang 2025 tepatnya adalah
gerbang baru peradaban Indonesia,” tuturnya.
Dalam Undang-Undang sendiri menurut Gus Ipin, yang dicita-citakan adalah Sustainability, Human Center. Pada tahun 2030 menciptakan Sustainability Development. Peran kita sangat sentral, bagaimana Indonesia kedepan mempunyai pemimpin peradaban.
Menutup
sambutan beliau mengajak sahabat-sahabat Ansor menyongsong 100 tahun
kemerdekaan Indonesia. “ Mari . . . Lek
enek saiki kurang-kurange Indonesia. Syukur-ono.! Lek wes sempurno sampean ndak
iso jariyah. Dadi lek enek elek e kui kesempatane awake, dadi wong gedhe,
nandur jariyah. Sampek ketemu 100 tahun Indonesia Merdeka. Lek gak enek sing
wani dadi presiden, tak lakoni dewe,”imbuhnya ( Mari… kalau sekarang ada
kurangya Indonesia. Bersyukurlah. Kalau sudah sempurna, kalian tidak bisa amal
jariyah. Kalau belum sempurna itu menjadi kesempatan kita menjadi orang besar,
menanam jariyah –amal- . Sampai jumpa di 100 tahun Indonesia Merdeka.
Kalau tidak ada yang menjadi Presiden, saya jalani sendiri). (Red/MJ)
Posting Komentar untuk "“Nandur Jariyah”, Pesan Gus Ipin Dalam Acara PC. Ansor Trenggalek"